Thursday 4 June 2009

Jejak kaki dalam kata

Dalam dunia sastra Indonesia, nama Korrie Layun Rampan tidaklah asing. Dalam usianya yang terbilang belum terlalu sepuh (52 tahun), ia patut disejajarkan dengan sastrawan sekelas Motinggo Busye dan Putu Wijaya dalam hal produktivitas.

Dari tangannya, sudah tercipta ratusan karya sastra baik novel, cerpen, puisi, terjemahan, naskah drama, esai, hingga kritik sastra.

Korrie juga dianggap sebagai sastrawan pelopor yang mengangkat sastra daerah–terutama Dayak–dalam karya-karyanya.

Menurut Maman S Mahayana dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), yang dilakukan Korrie telah menginspirasi sastrawan lainnya untuk melakukan hal yang sama. Prestasinya bukan hanya karena produktivitasnya, juga kepeloporannya dalam menghasilkan sastra daerah.

”Korrie mengisi kekosongan posisi yang ditinggalkan HB Jassin dalam upayanya melakukan pendokumentasian karya sastra,” ungkap Maman. Kontribusi terbesar Korrie bagi sastra Indonesia, lanjut Maman, adalah pendokumentasian karya sastra angkatan 2000. Ini lantas diterbitkan dalam bentuk buku berjudul Leksikon Susastra Indonesia dan Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.

Bekerja sama dengan Pemda Kalimantan Timur, DKJ akhirnya menyediakan ruang terhormat untuk mengangkat karya-karya Korrie, 29-30 September, di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Acara yang digelar berupa pameran, peluncuran buku, pembacaan puisi, dan cerpen serta diskusi tentang karya-karya sang sastrawan bersuara lembut itu.

”Dengan produktivitas, prestasi, dan kontribusi besarnya, kami menganggap Korrie Layun Rampan sudah sepantasnya dihadirkan dalam ajang seperti ini,” kata Maman. Selain itu akan ditampilkan juga pagelaran tarian Dayak yang temanya diangkat dari novel Korrie berjudul Api Awan Asap (1999). Novel ini pernah memenangkan sayembara mengarang roman DKJ pada 1998.

Terhadap penghargaan ini, Korrie berendah hati. ”Sejujurnya saya tidak membutuhkan hal ini, karena tujuan saya berkarya bukanlah untuk mendapatkan penghargaan,” ujarnya. Namun ia juga merasa sangat gembira dan berterima kasih karena karyanya diapresiasi seperti ini.

Korrie Layun Rampan adalah sastrawan besar berdarah Dayak asal Kalimantan Timur. Ia lahir di Samarinda, bertepatan dengan HUT ke-8 RI, yaitu 17 Agustus 1953. Ia memulai karirnya sebagai penulis pada 1971. Hingga saat ini, telah menghasilkan ratusan karya sastra yang beberapa di antaranya meraih penghargaan.

Korrie adalah sastrawan yang menggeluti beragam karya sastra. Hingga saat ini, ia telah menghasilkan 25 antologi cerpen, 10 buah novel, 50 cerita anak, 20 buku esai dan kritik sastra, termasuk 100 terjemahan cerita anak.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP