Friday 19 June 2009

Antara Sandiwara, Sastra, Dan Pemilu

Betapa pun geniusnya seseorang tapi bila menjelaskan sesuatu hal terkadang kata-kata yang menghiasi bibirnya merujuk ke arah tak pasti. Sebutlah kata-kata “kemungkinan”, “biasanya”, “tidak biasanya”, “sepertinya”, “kayaknya”, dan lain-lain. Kata-kata seperti ini dengan semena-mena digunakan untuk menjelaskan sesuatu hal dan perihal.Semua orang ingin berbicara, ingin disebut serba tahu, walau hanya sok tahu, ingin disebut paling taat peraturan, taat hukum dan tahu hukum. Sayangnya banyak dari mereka tak tahu diri. Begitulah.

Semuanya ingin seperti para pengacara, bermain kata-kata. Bila mereka tidak bisa memecahkan sesuatu masalah, mereka membuat konsep-konsep aneh. Jalaluddin Rakhmat menyebutnya sebagai konsep instink(naluri). Mengapa perempuan berhias? Karena ia memiliki naluri keperempuanan. Mengapa laki-laki senang kepada perempuan? Karena ia memiliki naluri kelaki-lakian (Maaf! Ada sebagian laki-laki yang tak punya naluri terhadap perempuan, misal Ryan-Sang Penjagal dari Jombang beserta “habitatnya”). Seorang ahli bahasa dari Massachusets Institute of Technology bernama Noam Chomsky menyebut gejala ini sebagai “Play-acting at science” (bermain sandiwara dalam ilmu). Akhir-akhir ini gejala itu kian menggejala. Tapi kali ini saya menyederhanakan istilah Noam Chomsky “Play-acting at science” menjadi “Play-acting at words” (bermain sandiwara dalam kata-kata), atau cukup “Play acting” (bersandiwara). Seiring dengan datangnya Pemilu, pun gejala ini semakin merajalela. Bermain-main kata dan bermain kata-kata Fenomena yang sangat menarik menjelang pemilu adalah fenomena bermain-main kata dan bermain kata-kata. Sandiwara kata-kata itu sebagai lipstik untuk memenangkan dan menyenangkan hati pemilih. Lihatlah para kandidat bermain-main kata! Karena namanya Rahman, ia mengaku paling mengasihi rakyat miskin, Rahman dalam bahasa Arab memang berarti pengasih. Ataukah karena namanya Rahim, ia berkoar-koar paling menyayangi rakyat kecil. Lalu lihatlah pula para kandidat lainnya bermain kata-kata, mereka membuat akronim-akronim “aneh” seperti “Obama??%9

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP